Friday 23 October 2015

PSIKOLOGI MANAJEMEN

by Fadhila Nursyifa at 10/23/2015 0 comments
Definisi dan Sejarah Psikologi Manajemen


Pada awalnya psikologi manajemen merupakan dua bidang ilmu yang terpisah, yaitu psikologi dan manajemen. Psikologi adalah ilmu yang mempelajari manusia dan manajemen adalah proses pengkoordinasian semua sumber daya melalui proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan supaya tercapai tujuan yang telah ditetapkan (Henry L. S dalam Gaol, 2008). Jadi Psikologi manajemen adalah ilmu tentang bagaimana mengatur / me-manage sumber daya yang ada untuk memenuhi kebutuhan manusia.

Untuk menjamin kesuksesan suatu organisasi diperlukan pemahaman yang baik terhadap teori manajemen guna mendorong efektivitas dan efisiensi kerja atau profesionalisme manajemen. Hal ini disebabkan manajemen merupakan kombinasi antara ilmu dan seni. Awalnya konsep manajemen digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia, kemudian timbul pemikiran bahwa akal manusia dapat memenuhi kebutuhan itu secara lebih efektif lagi, setelah itu dibutuhkan modal untuk mendanai alat yang akan membantu dalam meningkatkan efektifitas. Maka, sejak zaman revolusi industri, tiga modal kerja yang utama adalah SDA (Sumber Daya Alam), SDU (Uang) dan SDM (Manusia), dan ilmu manajemen pun berkisar pada upaya untuk mengoptimalkan kinerja antar ketiga modal kerja itu.

Dengan ditemukan dan dikembangkannya ilmu psikologi, diketahui bahwa unsur SDM ternyata merupakan yang terpenting, karena ilmu psikologi yang memang berpusat pada manusia, yang mampu mengintervensi atau mengolah berbagai faktor internal manusia seperti motivasi, sikap kerja, keterampilan, dsb dengan berbagai macam teknik dan metode, sehingga bisa dicapai kinerja SDM yang setinggi-tingginya untuk produktivitas perusahaan.

Komunikasi


Menurut Edwin Emercy (dalam Suprapto, 2009) komunikasi adalah seni menyampaikan informasi, ide dan sikap seseorang kepada orang lain. Menurut Delton E dan Mc Farland (Suprapto, 2009) komunikasi adalah suatu proses interaksi yang mempunyai arti antara sesama manusia. Sedangkan Karlfried Knapp (Suprapto, 2009) mengatakan bahwa komunikasi merupakan interaksi antar pribadi yang menggunakan simbol linguistik, seperti sistem simbol verbal (kata-kata) dan nonverbal. Sistem ini dapat disosialisasikan secara langsung atau melalui media lain. Jadi dapat dipahami bahwa komunikasi adalah proses menyampaikan informasi atau pesan dari individu satu ke individu yang lain, baik secara verbal (kata-kata) maupun nonverbal. Terdapat empat dimensi komunikasi, yaitu dimensi isi, dimensi kebisingan, dimensi jaringan dan dimensi arah.
  1. Dimensi Isi
    Yang dimaksud dengan isi dalam dimensi ini adalah informasi yang akan disampaikan dalam komunikasi. 
  2. Dimensi Kebisingan 
    Dimensi ini dapat disebut dengan gangguan dalam komunikasi yang menyebabkan informasi sukar diterima oleh orang lain. Ketika seseorang berbicara di tempat yang ramai dan bising maka lawan bicaranya akan kesulitan mendengar apa yang dikatakan orang tersebut. Selain itu adanya suara-suara psikologis juga mengganggu jalannya proses komunikas.
  3. Dimensi Jaringan
    Jaringan komunikasi adalah saluran yang digunakan untuk meneruskan pesan dari orang satu ke orang yang lain. Jaringan komunikasi dapat dipandang sebagai sistem komunikasi formal yang diciptakan oleh organisasi sebagai sarana komunikasi organisasi.
  4. Dimensi Arah
    Arah komunikasi terbagi menjadi dua, satu arah dan dua arah. Komunikasi satu arah merupakan komunikasi yang berlangsung dari satu pihak saja. Komunikan tidak diberikan kesempatan untuk merespon apa yang disampaikan komunikatornya. Sedangkan komunikasi dua arah adalah komunikasi yang bersifat timbal balik. Dalam komunikasi dua arah komunikan diberikan kesempatan untuk memberikan respon kepada komunikatornya, sehingga dapat memberikan kepuasan kedua belah pihak dan dapat terhindar dari terjadinya kesalah pahaman (Nawangsari, 1997).
Mempengaruhi Perilaku

Definisi Pengaruh
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan dan perbuatan seseorang. Menurut Badudu dan Zain (2001) pengaruh adalah daya yang menyebabkan sesuatu terjadi. Dari definisi diatas dapat diketahui bahwa pengaruh adalah suatu daya atau kekuatan yang dapat membentuk atau mengubah sesuatu yang lain.

Kunci-Kunci Perubahan Perilaku
Perubahan perilaku ditentukan dari interaksi antara seseorang dan lingkunganya (Bensley & Fisher, 2009). Perubahan sosial-budaya dalam kehidupan bermasyarakat akan menyebabkan perubahan perilaku untuk menyikapi dan sebagai penyeimbang perubahan tersebut. Masuknya budaya baru ke dalam budaya lama pun akan menyebabkan terjadinya perubahan perilaku masyarakat (Supriatna, Ruhimat dan Kosim, 2006). 

Perubahan perasaan dalam diri seseorang dapat menyebabkan perubahan pikiran dan dengan sendirinya dapat mengubah perilaku seseorang (Joewana, 2005). Harapan juga merupakan sesuatu yang memicu perubahan perilaku. Harapan atau tujuan seseorang yang tercapai akan menjadi hadiah dan dipandang sebagai sesuatu yang menyenangkan (Bensley & Fisher, 2009). Namun kunci yang paling penting ada pada diri seseorang yang ingin berubah atau diubah perilakunya. Sehebat apapun orang yang ingin mengubah perilaku seseorang, jika tidak ada keinginan untuk berubah pada diri individu yang akan diubah, peruban perilaku tidak akan terjadi.

Mempengaruhi orang lain
Yulk, Lepsinger dan Lucia, berpendapat bahwa ada sembilan jenis taktik mempengaruhi orang lain yang biasa digunakan organisasi (Hughes, Ginnet & Curphy, 2009), yaitu: 
  1. Persuasi Rasional (Rational Persuasion), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan menggunakan alas an yang logis dan bukti-bukti yang nyata agar orang lain tertarik.
  2. Daya-tarik Inspirasional (Inspirational Appeals), mempengaruhi orang lain dengan menggunakan suatu permintaan atau proposal untuk membangkitkan antusiasme atau gairah orang lain.
  3. Konsultasi (Consultation), mempengaruhi orang lain dengan mengajak dan melibatkan orang yang dijadikan target untuk berpartisipasi dalam pembuatan suatu rencana atau perubahan yang akan dilaksanakan.
  4. Mengucapkan kata-kata manis (Ingratiation), mempengaruhi orang lain dengan menggunakan kata-kata yang membahagiakan, memberikan pujian, atau sikap persahabatan dalam memohon sesuatu.
  5. Daya-tarik Pribadi (Personal Appeals), mempengaruhi orang lain atau memintanya untuk melakukan sesuatu karena meupakan teman atau karena dianggap loyal.
  6. Pertukaran (Exchange), mempengaruhi orang lain dengan memberikan suatu keuntungan tertentu kepada orang yang dijadikan target, sebagai imbalan atas kemauannya mengikuti suatu permintaan tertentu.
  7. Koalisi (Coalition), meminta bantuan dan dukungan dari orang lain untuk membujuk atau sebagaia alasanagar orang yang dijadikan target setuju.
  8. Tekanan (Pressure), mempengaruhi orang lain dengan menggunakan ancaman, peringatan, atau permintaan yang berulang-ulang dalam meminta sesuatu.
  9. Mengesahkan (Legitimacy), mempengaruhi orang lain dengan menggunakan jabatan, kekuasaan, atau dengan mengakatan bahwa suatu permintaan adalah sesuai dengan kebijakan atau aturan organisasi.

Wewenang


Robert Bierstedt mengakatakan bahwa wewenang adalah kekuasaan yang dilembagakan. Harold D. Laswell dan Abraham Kaplan juga mengatakan bahwa wewenang adalah kekuasaan formal. Individu yang mempunyai wewenang berhak untuk mengeluarkan perintah dan membuat peraturan-peraturan serta berhak untuk mengharapkan kepatuhan terhadap peraturan-peraturannya (Budiardjo, 2008).

Wewenang (authority) adalah hak untuk melakukan sesuatu atau memerintah orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu agar tercapai tujuan tertentu. Penggunaan wewenang secara bijaksana merupakan faktor kritis bagi efektevitas organisasi. peranan pokok wewenang dalam fungsi pengorganisasian, wewenang dan kekuasaan sebagai metoda formal, dimana manajer menggunakannya untuk mencapai tujuan individu maupun organisasi.Wewenang formal tersebut harus di dukung juga dengan dasar-dasar kekuasaan dan pengaruh informal. Manajer perlu menggunakan lebih dari wewenang resminya untuk mendapatkan kerjasama dengan bawahan mereka, selain juga tergantung pada kemampuan ilmu pengetahuan, pengalaman dan kepemimpinan mereka.

Wewenang seseorang akan semakin besar jika kedudukannya dalam sebuah organisasi semakin tinggi. Wewenang yang besar menyebabkan tugas dan tanggung jawab yang diemban seseorang semakin besar (Hafidhuddin & Tanjung, 2008). 


Kekuasaan

Kekuasaan adalah alat untuk memaksa orang lain agar mengikuti kehendak pemegang kekuasaan. Tujuan kekuasaan adalah mempertahankan kekuasaan itu sendiri (Santoso, 2006). Menurut Harold D. Laswell dan Abraham Kaplan (Budiardjo, 2008) Kekuasaan adalah kemampuan untuk suatu hubungan dimana seseorang atau sekelompok orang dapat menentukan tidakan seseorang atau kelompok lain kearah tujuan dari pihak pertama. Menurut Budiardjo (2008) kekuasaan adalah kemampuan seseorang atau sekelompok manusia untuk mempengaruhi tingkah-lakunya seseorang atau kelompok lain sedemikian rupa sehingga tingkah-laku itu menjadi sesuai dengan keinginan dan tujuan dari orang yang mempunyai kekuasaan itu.


Referensi


Bensley, R. J., & Fisher, J. B. (ed). (2009). Metode Pendidikan Kesehatan Masyrarakat. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.

Budiardjo, Miriam. (2008). Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Gaol, C. J. L. (2008). Sistem Informasi Manajemen. Jakarta : Grasindo.

Hafidhuddin, D., & Tanjung, H. (2008). Manajemen Syariah dalam Praktik. Depok : Gema Insani.

Hughes, R. L., Ginnet, R. C., & Curphy, G. J. (2009). Leadership: Enhancing the Lessons of Experience, 6th Edition. Singapore : McGraw-Hill International Edition.

Joewana, Satya. (2005). Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan Zat Psikoaktif: Penyalahgunaan NAPZA/ Narkoba. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.

Nawangsari, Sri. (1997). Komunikasi Bisnis. Jakarta : Universitas Gunadarma.

Santoso, Joko. (2006). Jalan Tikus Menuju Kekuasaan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Suprapto, Tommy. (2009). Pengantar Teori dan Manajemen Komunikasi. Jakarta : MedPress.

Supriatna, N., Ruhimat, M., & Kosim. (2006). Ilmu Pengetahuan Sosial (Geografi, Sejarah, Sosiologi, Ekonomi) untuk Kelas IX. Jakarta : Grafindo.
 

Kumpulan Tugas Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea