Thursday 5 December 2013

Manusia dan Penderitaan

by Fadhila Nursyifa at 12/05/2013 0 comments

A. Penderitaan

Penderitaan berasal dari kata derita yang artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan akan dialami semua orang, Tuhan memberikan kesenangan kepada umatnya, tetapi juga memberikan penderitaan agar manusia sadar untuk tidak melupakanNya. Bagi manusia yang tebal imannya musibah akan cepat menyadarkannya untuk bertobat atau kembali kejalanNya dan bersikap pasrah akan nasib yang ditentukan Tuhan atas dirinya. Dalam kepasrahan itulah akan diperoleh suatu kedamaian dalam hatinya, dan akhirnya dia akan bersyukur bahwa Tuhan tidak memberikan cobaan yang lebih berat dari yang dialaminya. Maka dari itu manusia dituntun agar selalu bertwa kepada Tuhan agar manusia tidak menderita. Contoh kecil dari penderitaan adalah kehilangan seseorang yang kita cintai untuk selamanya (meninggal), namun jika kita bertaqwa dan iklas dengan apa yang ditakdirkan Tuhan tentang itu, kita dapat melewati penderitaan itu dengan mudah. Contoh lain adalah mencana alam.

B. Siksaan

Siksaan dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasmani dan dapat juga berupa siksaan jiwa atau rokhani. Akibat siksaan timbullah penderitaan. Didalam kitab suci dijelaskan tentang siksaan yang dialami manusia di akhirat nanti, yaitu siksaan bagi orang-orang musyrik, syirik, dengki, memfitnah, mencuri, korupsi dan sebagainya. Sedangkan siksaan yang dialami manusia dalam kehidupan seperti pembunuhan, pemerkosaan, pencurian dan sebagainya.

Adapun siksaan yang bersifat Psikis, yaitu :
  1. Kebimbangan, saat seseorang tidak dapat menentukan pilihan. Akibat kebimbangan, seseorang akan merasa tidak menentu dan tersiksa dalam hudupnya.
  2. Kesepian, saat seseorang merasa jiwanya sepi walaupun dia dalam lingkungan yang ramai. Pada saat seseorang merasa kesepian dia akan merasa hidupnya penuh penderitaan.Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan teman, maka untuk dapat mengalahkan rasa kesepian orangperlu cepat mencari teman yang dapat diajak untuk berkomunikasi dan berbagi suka duka. Selain itu seseorang dapat melakukan kesibukan fisik agar rasa kesepian itu hilang.
  3. Ketakutan, merupakan bentuk lain yang menyebabkan seseorang mengalami siksaan batin. Bila rasa taku itu dibesar-besarkan yang tidak pada tempatnya, maka disebut sebagai Phobia.
Banyak sebab yang menjadikan seseorang merasa ketakutan, antara lain:
  • Claustrophobia dan Agoraphobia. Cloustrophobia adalah rasa takut terhadap ruangan tertutup. Agoraphobia adalah ketakutan yang disebabkan seseorang berada di tempat terbuka.
  • Gamang, ketakutan saat berada di tempat tinggi.
  • Kegelapan, ketakutan saat berada di tempat yang gelap.
  • Kesakitan, ketakutan pada rasa sakit yang akan di alami (seperti berteriak-teriak sebelum di suntik).
  • Kegagalan, ketakutan karena merasa bahwa apa yang akan dijalankan mengalami kegagalan. Misalnya seseorang yang patah hati tidak mudah untuk menjalin cinta lagi, karena takut gagal lagi.
C. Kekalutan Mental

Secara sederhana kekalutan mental disebut sebagai gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah secara wajar.

Gejala-gejala kekalutan mental adalah :
  1. Nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung.
  2. Namapak pada kejiwaannya rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah.
Tahap-tahap gangguan kejiwaan :
  1. Gangguan kejiwaan nampak dalam gejala-gejala kehidupan si penderita baik jasmani maupun rokhaninya.
  2. Usaha mempertahankan diri dengan cara negatif, yaitu mundur atau lari, sehingga cara bertahan dirinya salah. Pada orang yang tidak mengalami gangguan kejiawaan, persoalan akan dihadapi dan diselesaikan bukan dihindari.
  3. Kekalutan merupan titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalami gangguan.
Sebab-sebab timbulnya gangguan kejiwaan :
  1. Kepribadian yang lemah
  2. Terjadinya konflik sosial budaya
  3. Cara pematangan batin yang salah
Proses-proses kekalutan mental yang dialami seseorang mendorongnya ke arah :
  1. Positif : trauma (luka jiwa) yang dialami dijawab secara baik sebagai usaha agar tetap survive dalam hidup .
  2. Negatif : trauma yang dialami diperlarutkan atau diperturutkanm sehingga seseorang menjadi  frustasi, yaitu tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang diinginkan.
Bentuk frustasi antara lain :
  • Agresi, berupa kemaraha yang meluap-luap akibat emosi yang tidak terkendali dan secara fisik berakibat mudah terjadi hypertensi (tekanan darah tinggi).
  • Regresi, kembali pada pola reaksi yang primitif atau kekanak-kanakan (infantil).
  • Fiksasi, peletakan atau pembatasan pada suatu pola yang sama (tetap).
  • Proyeksi, usaha melemparkan atau memproyeksikan kelemahan dan sikap-sikap sendiri yang negatif pada orang lain.
  • Identifikasi, menyamakan diri dengan seseorang yang sukses dalam imaginasinya.
  • Narsisme, self love yang berlebihan, seseorang merasa dirinya lebih superior dari orang lain.
  • Autisme, gejala menutup diri secara total dari dunia riil, tidak mau berkomunikasi dengan orang lain, ia puas dengan fantasinya sendiri yang dapat menjurus ke sifat yang sinting.
D. Penderitaan dan Perjuangan

Dalam hidup kita harus berjuang menhadapi tantangan hidup dalam lingkungan alam, masyarakat sekitar, demgam waspada dan disertai doa kepada Tuhan supaya terhindar dari bahaya atau penderitaan. Manusia tidak boleh pesimis, yang menganggap bahwa hidup adalah penderitaan. Manusia harus hidup optimis, ia harus berjuang dan berusaha dalam mengatasi segala kesulitan hidup.

E. Penderitaan, Media Masa dan Seniman

Media masa merupakan alat yang paling tepat untuk mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa penderitaan manusia secara cepat kepada masyarakat. Dengan demikian masyarakat dapat segera menilai untuk menentukan sikap antara sesama manusia terutama bagi yang merasa simpati. Komunikasi yang dilakukan oleh para seniman melalui karya senipun tidak kalah pentingnya. Melalui karya seni para penonton dapat menghayati penderitaan sekaligus keindahan karya seni.

F. Penderitaan dan Sebab-sebabnya

Menurut sebabnya penderitaan diperinci sebagai berikut :
  1. Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia
  2. Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan / azab Tuhan
G. Pengaruh Penderitaan 

Penderitaan dapat berpengaruh pada sikap seseorang, ada sikap negatif dan ada positif. Sikap negatif misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh diri. Kelanjutan dari sikap negatif ini dapat timbnul sikap anti atau tidak punya gairah hidup. Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan dan penderitaan adalah bagian dari kehidupan. Sikap positif biasanya kreatif dan tidak mudah menyerah.


Referensi

Nugroho, Widyo dan Achmad Muchji. 1996. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Gunadarma.

Sunday 1 December 2013

Manusia dan Keindahan

by Fadhila Nursyifa at 12/01/2013 1 comments

A. Keindahan

Keindahan berasal dari kata indah yang artinya bagus, permai, cantik, elok, molek dan sebagainya. Keindahan bersifat universal, artinya tidak terikat oleh selera perorangan, waktu dan tempat, slera mode, kedaerahan atau lokal. Menurut The Liang Gie dalam bukunya "Garis Besar Estetika", keindahan adalah salah satu jenis nilai seperti halnya nilai moral, nilai ekonomi, nilai pendidikan dan sebagainya. Menurut Thomas Aquinos (1225-1274), keindahan adalah sesuatu yang menyenangkan bilamana dilihat.

Keindahan dapat dibedakan antara keindahan sebagai suatu kualitas abstrak dan sebagai sebuah benda tertentu yang indah. Keindahan sebagai suatu kualitas yang abstrak merupakan keindahan yang tidak dapat diukur nilai keindahannya karena keindahan yang bersifat abstrak juga bersifat relative yakni apabila kita melihat sesuatu yang indah itu belum tentu indah untuk orang lain. Keindahan sebagai sebuah benda tertentu yang indah merupakan keindahan yang bersifat pasti dan dapat dengan mudah diterima oleh pandangan dari masyarakat dan mempunyai nilai.

Pengertian keindahan yang seluas-luasnya :
  • Keindahan seni
  • Keindahan alam
  • Keindahan moral
  • Keindahan intelektual
Nilai Estetik adalah nilai yang berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam pengertian keindahan. Nilai estetik dapat digolongkan menjadi nilai ekstrinsik dan nilai instrinsik. Nilai ekstrinsik adalah sifat baik dari suatu benda sebagai alat atau sarana untuk sesuatu hal lainnya, yakni nilai yang bersifat sebagai alat atau membantu. Nilai instrinsik adalah sifat baik dari benda yang bersangkutan, atau sebagai suatu tujuan, ataupun demi kepentingan benda itu sendiri.

Kontemplasi dan Ekstansi adalah faktor pendukung keindahan yang didasarkan pada seleras seni. Kontemplasi adalah dasar dalam diri manusia untuk menciptakan sesuatu yang indah. Ekstansi adalah dasar dalam diri manusia untuk menyatakan, merasakan dan menikmasti sesuatu yang indah. Apabila kedua dasar ini dihubungkan dengan bentuk di luar diri manusia, maka akan terjadi penilaian bahwa sesuatu itu indah.

B. Renungan 

Renung artinya diam-diam memikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu dengan dalama-dalam. adapun teori-teori dalam renungan ialah :
  1. Teori Pengungkapan
    Dalil dari teori ini adalah "Art is an expression of human feeling" (seni adalah suatu pengungkapan dari perasaan manusia).
  2. Teori Metafisik
    Teori seni metafisik merupakan salah satu teori tertua yang berasal dari Plato. Menurutnya sumber seni adalah sebuah peniruan (imitation teori). Dalam metafisikanya, Plato mendalilkan adanya dunia ide pada taraf yang tertinggi sebagai relita Ilahi. Pada taraf terendah terdapat realita duniawi yang merupakan merupakan cerminan semu dan mirip realita Ilahi itu. Dan karya seni yang dibuat manusia hanyalah sebuah tiruan dari realita duniawi.
  3. Teori Psikologis
    Proses pencipataan seni adalah pemenuhan keinginan-keinginan bawah sadar dari seorang seniman. Sedang karya seninya merupakan bentuk terselubung atau diperhalus yang diwujudkan keluar dari keinginan-keinginan itu.
    • Teori Permainan
      Menurut Freedrick Schiller (1757-1805), asal mula seni adalah dorongan batin untuk bermain-main (play impluse) yang ada dalam diri seseorang. Dan menurut Herbert Spencer, permainan berperan untuk mencegah kemampuan-kemampuan mental manusia menganggur dan kemudian menciut karena disia-siakan.
    • Teori Penandaan
      Seni adalah suatu lambang atau tanda dari perasaan manusia. Karya seni adalah iconic sign (tanda serupa) dari proses psikologis yang berlangsung dalam diri manusia, khususnya tanda-tanda dari perasaannya.

C. Keserasian

Keserasian berasal dari kata serasi dan dari kata dasar rasi, artinya cocok, kena benar dan sesuai benar. Adapun teori keserasian, yaitu :
  1. Teori Obyektif dan Teori Subyektif
    Teori obyektif berpendapat bahwa keindahan atau ciri-ciri yang menciptakan nilai estetik adalah sifat (kualita) yang memang telah melekat pada bentuk indah yang bersangkutan, terlepas dari orang yang mengamatinya. Teori subyektif menyatakan bahwa ciri-ciri menciptakan keindahan suatu benda itu tidak ada, yang ada hanya perasaan dalam diri seseorang yang mengamati suatu benda.
  2. Teori Perimbangan
    Keindahan adalah suatu kualita dari benda-benda yang disusun (yakni mempunyai bagian-bagian). Hubungan dari bagian -bagian yang menciptakan keindahan dapat dinyatakan sebagai perimbangan atau perbandingan angka-angka.

Referensi

Armiyanto, Eko Angga. 2011. Keindahan sebagai sesuatu kualitas yang abstrak dan sebagai benda tertentu yang indah. http://hamaguri-incridible.blogspot.com/2011/06/keindahan-sebagai-sesuatu-kualitas-yang.html. diakses 1 Desember 2013 pukul 21:31 WIB.


Nugroho, Widyo dan Achmad Muchji. 1996. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Gunadarma.
 

Kumpulan Tugas Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea