Sunday 26 June 2016

Terapi Kelompok

by Fadhila Nursyifa at 6/26/2016 0 comments
Pengertian Terapi Kelompok

Terapi kelompok adalah metode terapi yang memanfaatkan keuntungan dari kelompok pendukung yang terdiri dari orang-orang yang memiliki situasi atau penyakit yang sama. Kelompok ini akan melakukan pertemuan secara teratur dan membahas pengalaman pribadi mereka saat menghadapi kondisi mereka serta berbagi ide dan pendapat tentang bagaimana mereka dapat menjadi lebih baik. Walaupun tidak memberikan perubahan langsung pada fisik seseorang, terapi kelompok berfokus pada memberikan dukungan emosional bagi semua anggota kelompok.

Dalam terapi kelompok, kelompok pendukung biasanya dipimpin oleh anggota yang sedang mengalami atau pernah mengalami pengalaman yang sama seperti anggota kelompok lainnya. Pemimpin yang dipilih biasanya adalah orang yang telah terlatih dan mampu memimpin kegiatan dan diskusi kelompok. Dalam sesi terapi kelompok formal, pemimpin dapat berupa seorang psikolog, terapis, psikiater, perawat, atau pekerja sosial, namun dalam kelompok pendukung buatan sendiri, suatu variasi dari terapi kelompok, pemimpin dipilih dari anggota kelompok.

Karena terapi kelompok memberikan bantuan emosional dan psikologis, terapi ini paling umum dan paling tepat digunakan untuk menangani gangguan kesehatan jiwa.Terapi kelompok telah terbukti dapat membantu pasien yang: 1) Mengalami duka yang mendalam, yang dapat disebabkan oleh banyak hal, seperti kematian seseorang.  2) Memiliki gangguan perilaku, seperti kecanduan obat terlarang atau alkohol. 3) Memiliki penyakit serius, seperti kanker.

Terapi kelompok juga sering digunakan dalam pengobatan untuk:
1) Gangguan cemas (anxiety disorder),
2) Kecanduan,
3) Depresi,
4) Gangguan obsesif kompulsif.

Berikut ini adalah daftar manfaat terapi kelompok yang disusun oleh Irvin Yalom (seorang psikiater dan guru yang telah banyak menulis penelitian tentang psikoterapi eksistensial):
1) Dapat diikuti oleh siapa saja (universality),
2) Mengajarkan kepedulian terhadap orang lain (altruism),
3) Berbagi pengetahuan dan saran,
4) Memberikan harapan bagi pasien,
5) Memberikan keluarga baru bagi pasien,
6) Kerukunan antar sesama anggota (cohesiveness),
7) Faktor eksistensial,
8) Mengajarkan perilaku yang baik (imitative behavior),
9) Teknik bersosialisasi,
10) Meluapkan perasaan yang terpendam (catharsis),
11) Merasa diterima oleh anggota kelompok (belongingness).

Pasien yang bergabung dengan kelompok pendukung dan memiliki tempat untuk meluapkan dan berbagi pengalaman, pendapat, dan perasaannya, dapat menyadari bahwa ia tidak sendirian dalam menghadapi masalahnya. Hal ini saja sudah dapat meringankan beban pasien. Selain itu, pasien juga mendapatkan pendapat dari orang lain yang dapat membantu mereka agar bisa menghadapi situasi mereka dengan lebih baik.

Cara Kerja Terapi Kelompok

Terapi kelompok memiliki pola yang beragam, namun prinsip dasar yang sama; orang-orang yang menderita atau memiliki masalah yang sama akan dikumpulkan dalam suatu kelompok yang dijadwalkan untuk bertemu secara teratur. Tujuan dari pertemuan ini adalah untuk memberikan dukungan antar anggota kelompok. Faktor-faktor yang membedakan pola terapi adalah: 1) Orang yang memimpin diskusi, 2) Orang yang dapat menjadi anggota kelompok; beberapa kelompok hanya dapat diikuti oleh orang yang menderita penyakit tertentu (mis. bulimia nervosa atau kelainan makan berlebihan secara terus menerus), namun ada juga kelompok yang dapat diikuti oleh orang yang menderita penyakit berbeda dari kategori yang sama (mis. semua jenis gangguan makan atau semua jenis kanker).

Walaupun ada banyak orang yang merasa tidak nyaman berbagi pendapat, perasaan, dan detail tentang situasi mereka, banyak anggota kelompok pendukung yang akhirnya merasa nyaman dan menerima proses ini saat mereka mengikuti terapi kelompok. Hal ini juga menjadi manfaat lain dari terapi kelompok, karena terapi ini dapat meningkatkan kemampuan bersosialisasi dengan orang lain. Terapi kelompok dianggap sebagai metode pengobatan yang sangat efektif namun biayanya terjangkau. Karena pasien menjalani pengobatan bersama dengan anggota kelompok lainnya, mengikuti terapi kelompok membutuhkan biaya yang lebih terjangkau dibandingkan terapi pribadi.

Resiko Terapi Kelompok

Walaupun terapi kelompok terlihat tidak berisiko atau tidak berbahaya, terapi ini ternyata juga memiliki risiko komplikasi dan hasil yang tidak diinginkan. Berikut ini adalah beberapa kerugian yang harus dipertimbangkan sebelum memulai program terapi kelompok: 1) Terapi kelompok mengharuskan seseorang untuk berbicara atau menjalin hubungan dekat dengan orang lain. Hal ini dapat memicu ketakutan sosial seseorang. 2) Ada risiko seorang pasien akan memiliki kepribadian yang tidak sesuai dengan anggota kelompok lainnya. Beberapa anggota kelompok dapat memiliki sifat yang agresif, sedangkan anggota lainnya bersifat lemah. Hal ini meningkatkan risiko terjadinya kerusakan emosional yang lebih parah. 3) Terapi ini tidak efektif atau aman bagi pasien yang memiliki keinginan bunuh diri; pasien seperti ini harus mendapatkan dukungan pribadi. 4) Ada kemungkinan beberapa anggota kelompok membocorkan rahasia anggota kelompok. 5) Beberapa pasien dapat membutuhkan waktu yang lama sebelum mereka dapat merasa nyaman dan memercayai anggota kelompok lain. 6) Kemungkinan kesulitan menemukan kelompok yang tepat, di mana pasien dapat berbaur.

Terapi Keluarga

by Fadhila Nursyifa at 6/26/2016 0 comments

A. Pengertian Terapi Keluarga
Terapi keluarga merupakan pendekatan terapeutik yang melihat masalah individu dalam konteks lingkungan khususnya keluarga dan menitik beratkan pada proses interpersonal. Tetapi keluarga merupakan intervensi spesifik dengan tujuan membina komunikasi secara terbuka dan teraksi keluarga secara sehat.

B.Konsep dan Prinsip Dasar
Terapi keluarga adalah model terapi yang bertujuan mengubah pola interaksi keluarga sehingga bisa membenahi masalah-masalah dalam keluarga (Gurman, Kniskern & Pinsof, 1986). Terapi keluarga muncul dari observasi bahwa masalah-masalah yang ada pada terapi individual mempunyai konsekuensi dan kontekssosial. Contohnya, klien yang menunjukkan peningkatan selama menjalani terapi individual, bisa terganggu lagi setelah kembali pada keluarganya.

Terapi keluarga didasarkan pada teori system (Van Bertalanffy, 1968) yang terdiri dari 3 prinsip:

Pertama,adalah kausalitas sirkular, artinya peristiwa berhubungan dan saling bergantung bukan ditentukan dalam sebab satu arah–efek perhubungan.

Kedua, ekologi, mengatakan bahwa system hanya dapat dimengerti sebagai pola integrasi, tidak sebagai kumpulan dari bagian komponen. Dalam system keluarga, perubahan perilaku salah satu anggota akan mempengaruhi yang lain.

Ketiga,adalah subjektivitas yang artinya tidak ada pandangan yang objektif terhadap suatu masalah, tiap anggota keluarga mempunyai persepsi sendiri dari masalah keluarga. Ketika masalah muncul, terapi akan berusaha untuk mengidentifikasi masalah keluarga atau komunikasi keluarga yang salah, untuk mendorong semua anggota keluarga mengintrospeksi diri menyangkut masalah yang muncul.

Tujuan umum terapi keluarga adalah meningkatkan komunikasi karena keluarga bermasalah sering percaya pada pemahaman tentang arti penting dari komunikasi (Patterson, 1982).Terapis keluarga biasa dibutuhkan ketika : 1) Krisis keluarga yang mempengaruhi seluruh anggota keluarga. 2) Ketidak harmonisan seksual atau perkawinan. 3) Konflik keluarga dalam hal norma atau keturunan

C. Sejarah
Penelitian mengenai terapi keluarga dimulai pada tahun 1950-an oleh seorang Antropologis bernama Gregory Bateson yang meneliti tentang pola komunikasi pada keluarga pasien skizofrenia di Palo Alto, California.Pada pertengahan 1970-an, masyarakat prefesional mulai menganggap serius perspektif dan terapi keluarga. Sejalan dengan itu, buku-buku dan artikel-artikle bermunculan, begitu juga program pelatihan terapi keluarga (Gale dan Long, 1996)Munculnya buku-buku semipopuler sejak tahun 1968 hingga 1992 memberikan pandangan dan proses yang melekat pada kehidupan perkawinan dan pasangan yang senantiasa berubah

D. Indikasi Pemberian Terapi
Terapi keluarga akan sangat bermanfaat jika digunakan pada kasus yang tepat. Indikasi terapi keluarga menurut Walrond Skinner adalah: “Gejala yang timbul merupakan ekspresi disfungsi dari sistem keluarga. Gejala yang timbul lebih menyebabkan beberapa perubahan dalam hubungan anggota keluargannya dan dapat merupakan masalah secara individual..”

E. Manfaat Terapi Keluarga
Manfaat untuk pasien yaitu mempercepat proses kesembuhan melalui dinamika kelompok atau keluarga. Memperbaiki hubungan interpersonal pasien dengan tiap anggota keluarga atau memperbaiki proses sosialisasi yang dibutuhkan dalam upaya rehabilitasinya. Jika dilakukan pada program rawat jalan diharapkan dapat menurunkan angka kekambuhan.

Manfaat untuk keluarga yaitu : 1) memperbaiki fungsi dan struktur keluarga sehingga peran masing – masing anggota keluarga labih baik. 2) Keluarga mampu meningkatkan pengertiannya terhadap pasien/klien sehingga lebih dapat menerima, lebih toleran dan lebih dapat menghargainya sebagai manusia maupun terhadap potensi – potensinya masih ada. 3) Keluarga dapat meningkatkan kemampuannya dalam membantu pasien/klien dalam rehabilitasi.

 

Kumpulan Tugas Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea