Friday 15 November 2013

Manusia dan Cinta Kasih

by Fadhila Nursyifa at 11/15/2013 0 comments
A. Cinta Kasih

Menurut kamus umum bahasa Indonesia karya W.J.S. Poerwadarminta, cinta adalah rasa sangat suka (kepada) atau (rasa) sayang (kepada), ataupun (rasa) sangat kasih atau sangat tertarik harinya. Sedangkan kasih artinya perasaan sayang atau cinta kepada atau menaruh belas kasihan. Dengan demikian cinta kasih dapat diartikan sebagai perasaan suka (sayang) kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasihan.

Dr. Sarlito W. Sarwono mengatakan bahwa cinta memiliki 3 unsur, yaitu:
  1. Keterikatan, yaitu adanya perasaan untuk hanya bersama dia, segala prioritas untuk dia, tidak mau pergi dengan orang lain kecuali dia.
  2. Keintiman, yaitu adanya kebiasaan-kebiasaan dan tingkah laku yang menunjukan bahwa antara anda dengan dia sudah tidak ada jarak lagi.
  3. Kemesraan, yaitu adanya rasa ingin membelai atau dibelai, rasa kangen kalau jauh atau lama tidak bertemu, adanya ucapan-ucapan yang mengungkapkan rasa sayang dan sebagainya.
Cinta memiliki tiga tingkatan, yaitu :
  1. Cinta tingkat tertinggi, adalah cinta kepada Allah, Rasulullah dan berjihad di jalan Allah.
  2. Cinta tingkat menengah, adalah cinta kepada orang tua, anak, saudara, istri/suami dan kerabat.
  3. Cinta tingkat rendah, adalah cinta yang lebih mengutamakan cinta keluarga, kerabat, harta dan tempat tinggal.

B. Cinta Menurut Ajaran Agama

Dalam kehidupan manusia, cinta menampakan diri dalam berbagai bentuk. Berikut bentuk-bentuk cinta dalam kitab suci Al-Qur'an :
  1. Cinta diri
    Manusia senang untuk tetap hidup dan mengembangkan potensi dirinya.

    "Diantara gejala yang menunjukkan kecintaan manusia terhadap dirinya snediri ialah kecintaan terhadap harta yang dapat merealisasikan semua keinginan dan memudahkan baginya segala saran auntuk mencapai kesenangan dan kemewahan hidup." (QS, al-"Adiyat, 100:8).
  2. Cinta kepada sesama manusia
    Manusia harus membatasi cintanya pada diri sendiri dan egoismenya. hendaknya manusia menyeimbangkan cintanya dengan cinta dan kasih pada orang-orang lain. Al-Qur'an juga menyeru kepada orang-orang yang beriman agar saling mencintai seperti cinta mereka pada diri sendiri. Dalam seruan itu sesungguhnya terkandung pengarahan kepada para mukmin agar tidak berlebihan dalam mencintai diri sendiri.
  3. Cinta seksual
    Cinta erat kaitannya dengan dorongan seksual. Berfungsi untuk melahirkan keturunan demi kelangsungan jenis. Lewat dorongan seksualah terbentuk keluarga.

    "Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiei, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda bagi yang berpikir." (QS. Ar-Rum, 30:21)
  4. Cinta kebapakan
    Para ilmuan jiwa modern berpendapat bahwa dorongan kebapakan bukanlah dorongan fisiologis seperti halnya doronagn keibuan, melaikan dorongan psikis. Cinta ini nampak dalam doa nabi Nuh as. :

    "Dan Nuh berseru kepada Tuahannya sambil berkata: "Ya Tuhannku, sesungguhnya anakku termasuk keluargaku, dan sesungguhnya janji Engkau itulah yang benar. Dan Engkau adalah Hakim yang seadil-adilnya." (QS.Hud, 11:45)
  5. Cinta kepada Allah
    Puncak cinta manusia ialah cintanya kepada Allah dan kerinduannya kepada-Nya. Semua tingkah laku dan tindakannya ditujukan kepada Allah.

    “Katakanlah: Jika kamu benar-benar mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihimu dan mengampuni dosa-dosamu. Allah maha pengampun lagi maha penyayang.” (QS. Ali Imran, 3:31)
  6. Cinta kepada Rasul
    Cinta kepada Rasul menduduki tingkat kedua setelah cinta kepada Allah. Ini karena Rasul merupakan ideal sempurna manusia baik dalam tingkah laku, moral, maupun berbagai sifat luhur lainnya.

C. Kasih Sayang

Menurut kamus bahasa Indonesia karangan W.J.S. Poerwadarminta, kasih sayang adalah perasaan sayang, perasaan cinta atau perasaan suka kepada seseorang.

Macam-macam cinta kasih dari orang tua :
  1. Orang tua bersifat aktif, anak bersifat pasif.
  2. Orang tua bersifat pasif, anak bersifat aktif.
  3. Orang tua bersifat pasif, anak bersifat pasif.
  4. Orang tua bersifat aktif, anak bersifat aktif.
Contoh kasih sayang :
  • Seorang ibu yang sedang menyusui  atau menggendong, menyanyikannya, bercanda dengan anak-anaknya
  • Orang tua yang meluangkan waktu untuk anak-anaknya walaupun mereka sibuk dengan pekerjaan mereka.

D. Kemesraan

Kemesraan berasal dari kata dasar mesra, yang artinya perasaan simpati yang akrab. Kemesraan ialah hubungan yang akrab baik antara pria wanita yang sedang dimabuk asmara maupun yang sudah berumah tangga.

EPISODE
(karya: Rendra) 

Kami duduk berdua
di bangku halaman rumahnya

pohon jambu di halaman itu
berbuah dengan lebatnya
dan kami senang memandangnya

angin yang lewat
memainkan daun yang berguguran

tiba-tiba ia bertanya
"mengapasebuah kancing bajumuj lepas terbuka?"
aku hanya tertawa
lalu ia sematkan dengan mesra
sebuah peniti menutup bajuku
sementara itu
aku bersihkan
guguran bunga jambu
yang mengotori rambutnya.

E. Pemujaan

Pemujaan adalah salah satu manifestasi cinta manusia kepada Tuhannya yang diwujudkan dalam bentuk komunikasi ritual. Pemujaan kepada Tuhan adalah bagian hidup manusia, karena Tuhan pencipta semesta termasuk manusia itu sendiri.


F. Belas Kasihan

Kata kasihan atau Rahmah berarti bersimpati kepada nasib atau keadaan yang diderita orang lain. Dalam surat Al-Qolam ayat 4, maka manusia menauh belas kasihan kepada orang lain, karena belas kasihan adalah perbuatan orang yeng berbudi. Sedangkan orang yang berbudi sangat dipuji oleh Allah SWT.

Cara menumpahkan belas kasih tergantung kepada situasi dan kondisi. Ada yang memberikan uang, ada yang memberikan barang, ada yang memberikan pakaian, makanan dan sebagainya.

G. Cinta Kasih Erotis

Cinta ksih erotis, yaitu kehausan akan penyatuan yang sempurna, akan penyatuan dengan seseorang lainnya.  Cinta kasih tersebut bersifat ekslusif, bukan universal.




Referensi

Nugroho, Widyo dan Achmad Muchji. 1996. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Gunadarma.

Konsep Ilmu Budaya Dasar Dalam Kesusastraan

by Fadhila Nursyifa at 11/15/2013 0 comments
A. Pendekatan Kesusastraan

Sastra menurut bahasa Sansekerta berasal dari kata "sas" yang artinya ajaran atau pedoman, sedangkan "tra" artinya alat atau sarana. Jadi sastra berarti alat untuk menyampaikan aturan, ajaran, nasihat atau agama. Secara harfiah kata sastra bararti huruf atau tulisan atau karangan. Oleh karena alat yang digunakan untuk menciptakan karya sastra adalah bahasa, maka seni sastra di sebut juga seni bahasa. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 766), Sastra adalah bahasa, kata-kata, gaya bahsa yang dipakai dalam kitab- kitab, bukan bahasa sehari- hari. Dapat disimpulkan bahwa sastra adalah hasil karya pemikiran, perasaan dan kegiatan manusia secara kreatif yang dituangkan dalam bentuk lisan maupun tulisan dengan menggunakan media bahasa yang indah. [Roi, 2012]

Dalam bahasa Sanskerta, kata seni disebut cilpa. Sebagai kata sifat, cilpa berarti berwarna, dan kata jadiannya su-cilpa berarti dilengkapi dengan bentuk-bentuk yang indah atau dihiasi dengan indah. Sebagai kata benda ia berarti pewarnaan, yang kemudian berkembang menjadi segala macam kekriaan yang artistik.

Sastra mempunyai peranan penting, karena sastra mempergunakan bahasa. Sastra juga lebih mudah berkomunikasi, karena pada hakekatnya karya sastra adalah penjabaran abstraksi. Sastra juga didukung oleh cerita, dengan cerita orang lebih mudah tertarik, dan dengan cerita orang lebih mudah mengemukakan gagasan-gagasannya dalam bentuk yang tidak normatif.

Dalam Ilmu Budaya Dasar sastra tidak diajarkan sebagai salah satu disiplin ilmu. Sastra disini digunakan sebagai alat untuk membahas masalah-masalh kemanusiaan yang dapat membantu mahasiswa untuk menjadi lebih humanus.

B. Ilmu Budaya Dasar yang Dihubungkan dengan Prosa

Prosa kadang-kadang disebut narrative fiction, prose fiction atau hanya fiction saja. dalah bahasa Indonesia istilah tadi sering diterjemahkan menjadi cerita rekaan dan didefinisikan sebagai bentuk cerita atau prosa kisahan yang mempunyai pemeran, lakuan, peristiwa dan alur yang dihasilkan oleh daya khayal atau imajinasi.

Jenis prosa ada 2, yaitu :
  1. Prosa Lama :
    • Dongeng-dongeng
    • Hikayat
    • Sejarah
    • Epos
    • Cerita pelipur lara
  2. Proses Baru :
    • Cerita pendek
    • Roman/ novel
    • Biografi
    • Kisah
    • Otobiografi
C. Nilai-nilai Dalam Prosa Fiksi

Prosa fiksi (rekaan) dapat diartikan sebagai karya naratif yang menceritakan sesuatu yang bersifat rekaan, tidak sungguh-sungguh terjadi di dunia nyata. Tokoh, peristiwa dan latar dalam fiksi bersifat imajiner. [Ade, 2013]

Nilai-nilai yang ada dalam prosa fiksi :
  1. Memberikan kesenangan
  2. Memberikan informasi
  3. Memberikan warisan kultural
  4. Memberikan keseimbangan wawasan
Karya sastra dapat berupa puisi atau sajak, pantun, roman, cerpen, dongeng, roman, legenda, naskah drama.
Contoh dari Prosa: Dongeng (Timun Emas dan Raksasa Jahat)

Alkisah Cerita Timun Emas diawali oleh kisah seorang nenek tua yang tinggal menyendiri di sebuah rumah tua di pinggiran hutan di dekat sebuah dusun yang sunyi. Awalnya kehidupan dusun itu sangat damai, sampai akhirnya datang seorang raksasa yang tinggal dan menetap di hutan tersebut. Si nenek tidak merasakan takut seperti layaknya para penghuni dusun, karena banyak sekali hewan yang dimangsa oleh si raksasa. Sampai akhirnya si raksasa merasa terganggu akibat rasa lapar yang amat sangat untuk memangsa manusia, karena sudah tidak ada lagi hewan yang bisa ia makan.

Sampailah si raksasa tadi ke rumah si nenek tersebut, nenek tua itu bertanya kepada si raksasa, " apa gerangan yang membawa engkau kemari, hai raksasa?", tanya si nenek. "Aku ingin memakan seorang perempuan saat ini, apakah kau memilikinya?" tanya si raksasa kepada si nenek.



Nenek berkata kepada si raksasa, "dari dulu aku ingin punya anak perempuan, tapi aku tidak bisa, tapi bukan untuk aku makan, tapi ingin aku pelihara dan aku besarkan" jawab si nenek kepada raksasa. " Hmm..baiklah tunggu aku sebentar", si raksasa kembali masuk kedalam hutan dan kembali dengan menggenggam biji-bijian dan memberikan kepada si nenek.

"Untuk apa biji mentimun ini?" tanya si nenek kepada raksasa. "Kau tanamlah di pekarangan mu, sampai nanti berbuah sebesar ukuran manusia, aku akan datang kembali". Raksasa langsung masuk kembali ke dalam hutan meninggalkan si nenek yang masih kebingungan dengan perkataan raksasa.

Akhirnya biji mentimun tadi di tanam juga oleh nenek yang memang ingin sekali memiliki anak perempuan dari dulu untuk ia asuh dan besarkan, sampai akhirnya biji mentimun itu tumbuh dan berbuah, akhirnya biji mentimun itu tumbuh sebesar manusia, nenek tua itu sangat senang dan terharu, ternyata apa yang ia harapkan selama ini bisa menjadi kenyataan.

Malam itu bulan purnama penuh, si nenek sangat letih seharian mencari kayu bakar untuk ia jual dan sisanya ia simpan untuk membakar bahan makanan untuknya. Pagi harinya ia terkejut ketika ia bangun sudah ada sarapan pagi dan secangkir teh hangat ada di meja sebelah tempat tidurnya.

"Hei, siapa yang membuatkan aku sarapan?, tanya si nenek dalam hati keheranan. "Aku nek.."..tiba-tiba ada suara di luar pintu kamar si nenek. Si nenek terkejut ketika ada sesosok perempuan cantik yang menghampirinya. "Siapakah tuan puteri gerangan?", si nenek terpukau oleh kecantikan anak perempuan tadi. "Aku adalah timun emas, biji mentimun yang engkau tanam di pekaranganmu". Si nenek merasa bahagia dan tiba-tiba ia merasa sedih.

"Kenapa engkau bersedih?, bukankah kau menginginkan aku dari dulu?". Ternyata si nenek ingat pesan si raksasa yang akan membawa anak perempuan yang berasal dari biji mentimun yang ia tanam.

Si nenek merasa galau luar biasa, di satu sisi ia ingin membesarkan seorang anak perempuan, disatu sisi ia harus merelakan timun emas pergi agar ia tidak dimakan oleh raksasa jahat.

"Timun emas yang cantik, pergilah nak engkau dari sini, aku lebih bahagia kau pergi, ketimbang engkau menjadi mangsa raksasa". Akhirnya si nenek memberikan bekal kepada timun emas berupa biji timun, jarum, garam dan terasi. Taburkanlah jika kau merasa dalam bahaya.

Tak lama setelah berkata demikian, muncullah raksasa yang menagih janji kepada si nenek, dan nenek itu langsung menyuruh timun emas lari sekencang-kencangnya untuk menyelamatkan diri dari raksasa jahat yang kelaparan itu.

Raksasa itu melihat timun emas lari kedalam hutan , dan ia pun mengejarnya. Timun emas langsung menebar biji mentimun di dalam hutan, seketika hutan itu berubah menjadi tanaman mentimun yang sangat besar dan melilit kaki raksasa yang mengejar timun emas. Namun raksasa masih tangguh dengan lilitan timun. Lalu timun mas menebarkan jarum, dan seketika tumbuh tanaman bambu yang sangat tajam dan melukai kaki raksasa tersebut. Dan akhirnya juga raksasa lepas dari pohon bambu yang lebat tadi.

Tibalah timun mas di dekat sungai besar, dan ia pun menebarkan garam di sungai tersebut, seketika pula sungai berubah menjadi lautan yang dalam, namun bukanlah rintangan yang berarti bagi si raksasa. Sampai akhirnya timun emas menebarkan terasi pada sebuah danau, si raksasa terjerembab dalam danau yang berubah menjadi lumpur hidup dan menghisap si raksasa masuk kedalamnya hingga tenggelam.

Timun emas sangat lega, ia pun kembali ke rumah nenek tua tadi. dan ia pun sangat berterima kasih kepada si nenek tua dan mereka pun kini tinggal bersama dan bahagia.

Mungkin hikmah yang bisa kita ambil dari cerita timun emas diatas adalah jangan lah kita berputus asa ketika kita memiliki sebuah keinginan untuk kita wujudkan , percayalah bahwa kita bisa mewujudkan impian jika kita tidak mudah putus asa.

D. Ilmu Budaya Dasar yang Dihubungkan dengan Puisi

Puisi termasuk seni sastra, puisi adalah ekspresi pengalaman jiwa penyair mengenai kehidupan manusia, alam dan Tuhan melalu media bahasa yang artistik/ estetik yang secara padu dan utuh dipadatkan kata-katanya.

Kepuitisan, keartistikan atau keestetikaan bahasa puisi disebabkan oleh kreativitas penyair dalam membangun puisinya dengan menggunakan :
  1. Figura bahasa, seperti gaya personifikasi, metafora, perbandingan, alegori, dsb.
  2. Kata-kata yang ambiquitas, yaitu kata-kata yang bermakna ganda.
  3. Kata-kata berjiwa, yaitu kata-kata yang sudah diberi suasana tertentu, berisi perasaan penyair.
  4. Kata-kata yang konotatif, yaitu kata-kata yang sudah diberi tambahan nilai-nilai rasa.
  5. Pengulangan, yang berfungsi untuk mengintensifkan hal-hal yang dilukiskan.
Alasan-alasan yang mendasari penyajian puisi pada perkuliahan Ilmu Budaya Dasar adalah :
  1. Hukum puisi dengan pengalaman hidup manusia
  2. Puisi dan keinsyafan atau kesadaran individual
  3. Puisi dan keinsyafan sosial
Contoh Puisi:

 AKU 
 (karya : Chairil Anwar)
Kalau sampai waktuku
Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjan
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi
Maret 1943


Referensi

Nugroho, Widyo dan Achmad Muchji. 1996. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Gunadarma.

Kapaysyi, Roi. 2012. Pengertian Sastra. http://040585.blogspot.com/2012/03/pengertian-sastra.html. diakses pada 15 November 2013 pukul 22:32 WIB.

Admin. 2011. Pengertian Seni. http://wawan-junaidi.blogspot.com/2011/11/pengertian-seni.html. diakses pada 15 Nobember 2013 pukul 22:38 WIB.

Santosa, Ade. 2012. Pengertian dan Jenis-Jenis Prosa Fiksi. http://adesakulelaki.blogspot.com/2012/07/pengertian-dan-jenis-jenis-prosa-fiksi.html. diakses pada 15 November 2013 pukul 23:03 WIB.

Vilda, Ravi. 2013. Cerita Timun Emas dan Raksasa Jahat. http://dongenganakindonesia1.blogspot.com/2013/11/cerita-timun-emas-dan-raksasa-jahat.html. diakses pada 15 November 2013 pukul 23:47 WIB.

Manusia dan Kebudayaan

by Fadhila Nursyifa at 11/15/2013 0 comments
A. Manusia

Ada dua pandangan yang menjelaskan tentang unsur-unsur yang membangun manusia, yaitu :
  1. Manusia terdiri dari empat unsur yang saling terkait:
    • Jasad : badan kasar manusia yang dapat diraba dan dilihat (nampak luar/fisik).
    • Hayat : unsur hidup yang ditandai dengan gerak.
    • Ruh : bimbingan dan pimpinan Tuhan, bekerja secara spiritual.
    • Nafs : kesadaran tentang diri sendiri. 
  2. Manusia sebagai satu kepribadian mengandung tiga unsur:
    • Id : merupakan komponen utama kepribadian. Id didorong oleh prinsip kesenangan, yang berusaha untuk kepuasan segera dari semua keinginan, keinginan, dan kebutuhan. [Haryanto, 2010]
    • Ego : merupakan komponen kepribadian yang bertanggung jawab untuk menangani dengan realitas. Ego sadar akan tuntutan dunia luar dan mengatur keingingan Id agar dapat dipuaskan dengan cara yang dapat diterima.
    • Superego : komponen kepribadian paling akhir, terbentuk dari lingkungan eksternal. Superego menunjukan pola aturan yang dalam derajat tertentu menghasilkan kontrol diri melalui sistem imbalan dan hukuman yang terinternalisasi. [Freud, dalam Brennan, 1991: 205-206]
B. Hakekat Manusia

Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan yang utuh. Manusia dilengkapi oleh akal, perasaan dan kehendak, oleh karena itu manusia disebut sebagai  makhluk Tuhan yang paling sempurna, jika dibandingkan dengan makhluk lainnya. Dengan akal manusia mampu menciptakan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan dengan adanya perasaan manusia mampu menciptakan kesenian. Daya rasa manusia ada dua macam, yaitu perasaan inderawi dan perasaan rohani. Perasaan inderawi adalah rangsangan jasmani melalu pancaindera. Perasaan rohani adalah perasaan luhur yang hanya dimiliki oleh manusia.

C. Kepribadian Bangsa Timur

Kepribadian bangsa timur dapat diartikan suatu sikap yang dimiliki oleh suatu negara atau daerah, sebut saja Indonesia. Bisa kita lihat bahwa negara kita memiliki sikap teloransi yang tinggi tentang agama dan kebudayaanya. Hal itu dapat tercermin dalam semboyan kita "Bhineka Tunggal Ika" yang artinya berbeda-beda namun tetap satu. Selain itu bangsa timur juga sangat menjung nilai kesopanan, sehingga bangsa timur dikenal sebagai bangsa yang ramah dan bersahabat. Tak hanya itu, bangsa timur juga terkenal dengan budaya gotong royong dan peduli terhadap sesama, berbeda dengan bangsa barat yang cenderung bersifat individualis dan egois dalam kehidupan bermasyarakat.

Bagan Psiko-sosiogram Manusia
Francis L.K Hsu, sarjana Amerika keturunan Cina, mengatakan bahwa dalam jiwa manusia mengandung delapan daerah seperti lingkaran-lingkaran konsentris sekitar diri pribadi yang disebut dengan psiko-sosiogram manusia. Prof. Dr. Koentjaraningrat dalam bukunya yang berjudul kebudayaan, mentalitas dan pembangunan, halaman 128, memaparkan bagan psiko-sosiogram manusia sebagai berikut :
Nomor 7 dan 6 terdiri dari bahan pikiran dan gagasan yang telah tersedak kedala, sehingga tidak disadari oleh individu.
Nomor 5 terdiri dari pikiran - pikiran yang disadari oleh individu, namun hanya disimpan dalam jiwanya dan tidak dinyatakan kepada siapapun.
Nomor 4 mengandung pikiran, gagasan dan perasaan yang dapat dinyatakan secara terbuka oleh individu kepada sesama.
Nomor 3 mengandung konsepsi tentang orang-orang, binatang, atau benda yang oleh individu sebagai tempat berlindung dan tempat mencurahkan isi hati apabila individu dalam kesulitan, dan diperlakukan secara mesra dan karib.
Nomor 2 tidak lagi ditandai dengan sikap sayang dan mesra, melainkan ditentukan oleh fungsi kegunaan orang, binatang atau benda itu bagi dirinya.
Nomor 1 terdiri dari pikiran dan sikap dalam alam jiwa manusia tentang manusia, benda, alat, pengetahuan dan adat yang ada dalam kebudayaan dan masyarakat itu sendiri, tetapi yang jarang sekali mempunyai arti dan pengaruh langsung terhadap kehiduapan sehari-hari.
Nomor 0 terdiri dari pikiran-pikiran dan anggapan yang hampir sama dengan pikiran yang terletak dlam lingkunagn nomor 1, hanya bedanya terdiri dari pikiran dan anggapan tentang orang atau hal yang terletak di luar masyarakat dan ditanggapi oleh individu dengan sikap masa bodoh.

D. Pengertian Kebudayaan

Kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta "budhayah" yang artinya budi atau akal. Dalam bahasa latin, kebudayaan berasal dari kata "colere" yang artinya mengolah tanah. Jadi secara umum kebudayaan dapat diartikan sebagai "segala sesuatu yang dihasilkan oleh akal budi (pikiran) manusia dengn tujuan untuk mengolah tanah atau tempat tinggalnya". Namun budaya dapat pula diartikan sebagai himpunan pengalaman yang dipelajari, mengacu pada pola-pola perilaku yang ditularkan secara sosial yang merupakan kekhususan kelompok sosial tertentu. [Keesing, Jilid I, 1989 : 68]

Menurut E.B.Tylor (1871) kebudayaan adalah kompleks yang mencangkup pengetahuan, kepercayaaan, kesenia, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan lain serta kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.

Tokoh kebudayaan :
  • Asrul Sani (penyair)
  • Abdul Muis (novelis)
  • Chairil Anwar (penyair)
  • Wiliam Shakespeare (novelis), dan masih banyak lagi.
E. Unsur-unsur Kebudayaan

C. Kluckhohn di dalam karyanya berjudul Universal Categories of Culture mengemukakan, bahwa ada tujuh unsur kebudayaan universal, yaitu:
  1. Sistem religi  (kepercayaan) 
  2. Sistem organisasi kemasyarakatan
  3. Sistem pengetahuan
  4. Sistem mata pencarian hidup dan sistem ekonomi
  5. Sistem teknologi dan peralatan
  6. Bahasa
  7. Kesenian
Pendapat umum mengatakan, bahwa kebudayaan dapat dibedakan dalam dua bentuk wujudnya. Pertama, kebudayaan bendaniah (material) dengan ciri dapat dirasa, dilihat, dan diraba. Kedua, kebudayaan rohaniah (spiritual) dengan ciri dapat dirasa saja.

F. Wujud Kebudayaan

Menurut dimensi wujudnya, kebudayaan mempunyai tiga wujud yaitu :
  1. Kompleks gagasan, konsep dan pikiran manusia
  2. Kompleks aktivitas
  3. Wujud sebagai benda
G. Orientasi Nilai Budaya

5 masalah pokok kehidupan manusia secara unversal, menurut C. Kluckhohn [Variantation in Value Orientation:1961] :
  1. Hakekat hidup manusia (MH)
  2. Hakekat karya manusia (MK)
  3. Hakekat waktu manusia (WM)
  4. Hekekat alam manusia (MA)
  5. Hekekat hubungan manusia (MN)
H. Perubahan Kebudayaan 

Gerak kebudayaan adalah gerak manusia yang hidup dalam masyarakat yang menjadi wadah kebudayaan. Gerak manusia terjadi karena ia mengadakan hubungan dengan manusia lainnya. Terjadinya gerak atau perubahan ini disebabkan oleh beberapa hal :
  1. Sebab-sebab yang berasal dari dalam masyarakat dan kebudayaan sendiri.
  2. Sebab-sebab perubahan lingkungan alam dan fisik tempat mereka hidup.
Faktor-faktor yang mempengaruhi diterima atau tidaknya suatu unsur kebudayaan baru :
  1. Terbatasnya masyarakat memiliki hubungan atau kontak dengan kebudayaan dan dengan orang-orang yang berasal dari luar masyarakat tersebut.
  2. Jika pandangan hidup dan nilai-nilai yang dominan dalam suatu kebudayaan ditentukan oleh nilai-nilai agama, dan ajaran ini terjalin erat dalam keseluruhan pranata yang ada, maka penerimaan unsur baru itu mengalami hambatan dan harus disensor dulu oleh berbagai ukuran yang berlandaskan ajaran agama yang berlaku.
  3. Corak struktur sosial suatu masyarakat turut menentukan proses penerimaan kebudayaan baru.
  4. suatu unsur kebudayaan diterima jika sebelumnya sudah ada unsur-unsur kebudayaan yang menjadi landasan bagi diterimanya unsur kebudayaan yang baru tersebut.
  5. Apabila unsur yang baru itu memiliki skala kegiatan yang terbatas, dan dapat sengan mudah dibuktikan kegunaannya oleh warga masyarakat yang bersangkutan.
I. Kaitan Manusia dan Kebudayaan

Secara sederhana hubungan antara manusia dan kebudayaan adalah : manusia sebagai perilaku kebudayaan, dan kebudayaan sebagai obyek yang dilaksanakan manusia. Dalam sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, maksudnya bahwa walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan. Manusa menciptkan kebudayaan, dan setelah itu kebudayaan mengatur hidup manusia. Contohnya adalah manusia dengan peraturan kemasyarakatan. Pada awalnya manusia membuat peraturan maka setelah itu manusia yang membuatnya harus patuh pada peraturan yang dibuatnya itu.

Hubungan antara manusia dan kebudayaan dapat dipandang setara dengan hubungan antara manusia dengan masyarakat dinyatakan sebagai dialektis, maksudnya saling terkait satu sama lain. Proses dialektis tercipta melalui tiga tahap, yaitu :
  1. Eksternalisasi : proses dimana manusia mengekspresiakan dirinya dengan membangun dunianya,
  2. Obyektivitas : proses dimana masyarakat menjadi realitas obyektif, yaitu suatu kenyataan yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia.
  3. Internalisasi : proses dimana masyarakat desergap kembali oleh manusia.

Referensi

Nugroho, Widyo dan Achmad Muchji. 1996. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Gunadarma.

Haryanto. 2010. Struktur Kepribadian Id, Ego dan Superego Sigmund Freud. http://belajarpsikologi.com/struktur-kepribadian-id-ego-dan-superego-sigmund-freud/. diakses pada 15 November 2013 pukul 18:35  WIB.

Gunadarma. 2010. 2.3 Kepribadian Bangsa Timur. http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/02/2-3-%E2%80%A2kepribadian-bangsa-timur/. diakses pada 15 November 2013 pukul 19:10 WIB.

Hendar, Abu. 2012. Hubungan Manusia dan Kebudayaan. http://www.abu-hendar.com/2012/04/hubungan-manusia-dan-kebudayaan.html. diakses pada 15 November 2013 pukul 19:11 WIB.

Wednesday 13 November 2013

Pengertian, Tujuan dan Ruang Lingkup Ilmu Budaya Dasar

by Fadhila Nursyifa at 11/13/2013 0 comments
A. Pengertian Ilmu Budaya Dasar

Secara sederhana Ilmu Budaya Dasar adalah pengetahuan yang mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Istilah Ilmu Budaya Dasar dikembangkan di Indonesia sebagai pengganti istilah Basic Humanities yang berasal dari istilah bahasa Inggris "The Humanities". Istilah Humanities sendiri berasal dari bahasa latin humanus yang berarti manusia, berbudaya dan halus. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa the humanities berkaitan dengan nilai-nilai yaitu nilai-nilai manusia sebagai homo humanus atau manusia berbudaya.

Prof.Dr.Harsya Bachtiar mengemukakan bahwa ilmu dan pengetahuan dikelompokkan dalam tiga kelompok, yaitu :
  1. Ilmu-ilmu Alamiah (natural science)
    Ilmu-ilmu alamiah bertujuan mengetahui keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam alam semesta. Untuk mengkaji hal itu digunakan metode ilmiah. Caranya adalah dengan menentukan hukum yang berlaku mengenai keteraturan-keteraturan itu, lalu dibuat analisis untuk menentukan suatu kualitas. Hasil analisis itu kemudian digeneralisasikan. Atas dasar ini lalu dibuat prediksi. Hasil penelitiannya 100% bedar dan 100% salah. Yang termasuk kelompok ilmu-ilmu alamiah adalah astronomi, fisika, kimia, biologi, kedokteran, mekanika.
  2. Ilmu-ilmu Sosial (social science)
    Ilmu-ilmu sosial bertujuan untuk mengkaji keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam hubungan antar manusia. Digunakan metode ilmiah sebagai pinjaman dari ilmu-ilmu alamiah. Tetapi hasil penelitiannya tidak yakin 100% benar, hanya mendekati kebenaran. Sebabnya adalah keteraturan dalam hubungan antar manusia itu tidak dapat berubah dari saat ke saat. Yang termasuk kelompok ilmu-ilmu sosial adalah ilmu ekonomi, sosiolog, politik, demografi, psikologi, antropologi sosial, sosiologi hukum, dsb.
  3. Pengetahuan Budaya (the humanisties)
    Pengetahuan budaya bertujuan untuk memahami dan mencaru arti kenyataan-kenyataan yang bersifat manusiawi. Digunakan metode pengungkapan peristiwa-peristiwa dan pernyataan-pernyataan yang bersifat unik, kemudian diberi arti. 
Pengetahuan Budaya dibatasi sebagai pengetahuan yang mencangkup keahlian (disiplin) seni dan filsafat. Sedangkan Ilmu Budaya Dasar (basic humanisties) adalah usaha yang diharapkan dapat memperi pengetahuan dasar dab pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembagkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebuadayaan.

Ilmu budaya dasar berbeda dengan pengetahuan budaya. Pengetahuan Budaya mengkaji masalah nilai-nilai manusia sebagai mahluk berbudaya (homo humanus), sedangkan Ilmu Budaya Dasar bukan ilmu tentang budaya, melainkan mengenai pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan budaya.

B. Tujuan Ilmu Budaya Dasar

Tujuan dari ilmu budaya dasar adalah  :
  1. Mengusahakan penajaman kepekaan mahasiswa terhadap lingkungan budaya, agar mereka lebih mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru.
  2. Memberi kesempatan pada mahasiswa untuk memperluas pandangan mereka tentang masalah kemanusiaan dan budaya serta mengembangkan daya kritis mereka terhadap persoalan-persoalan yang menyangkut kedua hal tersebut.
  3. Mengusahakan agar mahasiswa tidak jatuh kedalam sifat-sifat kedaerahan dan pengkotakan disiplin yang ketat. 
  4. Mengusahakan wahana komunikasi para akademis agar mereka lebih mampu berdialog satu sama lain.

C. Ruang Lingkup Ilmu Budaya Dasar

Manusia menempati posisi sentral dalam pengkajian. Manusia tidak sebagai subyek akan tetapi sebagai obyek pengkajian. Bagaimana hubungan manusian dengan alam, dengan sesama manusia, dirinya sendiri, nilai-nilai manusia dan bagaimana pula hubungan manusia dengan Tuhan menjadi tema dalam Ilmu Budaya Dasar.

Pokok bahasan yang akan dikembangkan adalah :
  • Manusia dan cinta kasih
  • Manusia dan keindahan
  • Manusia dan penderitaan
  • Manusia dan keadialan
  • Manusia dan pendangan hidup
  • Manusia dan tanggung jawab serta pengabdian
  • Manusia dan kegelisahan
  • Manusia dan harapan.
Kedelapan pokok bahasan itu termasuk dakam karya-karya yang tercakup dalam pengetahuan budaya. Masing-masing pokok bahasan dapat didekati dengan baik menggunakan cabang-cabang pengetahuan budaya secara sendiri-sendiri maupun secara gabungan cabang-cabang tersebut.

Ilmu Budaya Dasar bukan ilmu sastra, ilmu tari, ilmu filsafat dan ilmu lain yang terdapat dalam pengetahuan budaya. Ilmu Budaya dasar hanya mepergunakan karya-karya yang terdapat dalam pengetahuan budaya untuk mendekati masalah-masalah kemanusiaan dan budaya.


Referensi
Nugroho, Widyo dan Achmad Muchji. 1996. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Gunadarma.
 
 

Kumpulan Tugas Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea