Sastra menurut bahasa Sansekerta berasal dari kata "sas" yang artinya ajaran atau pedoman, sedangkan "tra" artinya alat atau sarana. Jadi sastra berarti alat untuk menyampaikan aturan, ajaran, nasihat atau agama. Secara harfiah kata sastra bararti huruf atau tulisan atau karangan. Oleh karena alat yang digunakan untuk menciptakan karya sastra adalah bahasa, maka seni sastra di sebut juga seni bahasa. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 766), Sastra adalah bahasa, kata-kata, gaya bahsa yang dipakai dalam kitab- kitab, bukan bahasa sehari- hari. Dapat disimpulkan bahwa sastra adalah hasil karya pemikiran, perasaan dan kegiatan manusia secara kreatif yang dituangkan dalam bentuk lisan maupun tulisan dengan menggunakan media bahasa yang indah. [Roi, 2012]
Dalam bahasa Sanskerta, kata seni disebut cilpa. Sebagai kata sifat, cilpa berarti berwarna, dan kata jadiannya su-cilpa berarti dilengkapi dengan bentuk-bentuk yang indah atau dihiasi dengan indah. Sebagai kata benda ia berarti pewarnaan, yang kemudian berkembang menjadi segala macam kekriaan yang artistik.
Sastra mempunyai peranan penting, karena sastra mempergunakan bahasa. Sastra juga lebih mudah berkomunikasi, karena pada hakekatnya karya sastra adalah penjabaran abstraksi. Sastra juga didukung oleh cerita, dengan cerita orang lebih mudah tertarik, dan dengan cerita orang lebih mudah mengemukakan gagasan-gagasannya dalam bentuk yang tidak normatif.
Dalam Ilmu Budaya Dasar sastra tidak diajarkan sebagai salah satu disiplin ilmu. Sastra disini digunakan sebagai alat untuk membahas masalah-masalh kemanusiaan yang dapat membantu mahasiswa untuk menjadi lebih humanus.
B. Ilmu Budaya Dasar yang Dihubungkan dengan Prosa
Prosa kadang-kadang disebut narrative fiction, prose fiction atau hanya fiction saja. dalah bahasa Indonesia istilah tadi sering diterjemahkan menjadi cerita rekaan dan didefinisikan sebagai bentuk cerita atau prosa kisahan yang mempunyai pemeran, lakuan, peristiwa dan alur yang dihasilkan oleh daya khayal atau imajinasi.
Jenis prosa ada 2, yaitu :
- Prosa Lama :
- Dongeng-dongeng
- Hikayat
- Sejarah
- Epos
- Cerita pelipur lara
- Proses Baru :
- Cerita pendek
- Roman/ novel
- Biografi
- Kisah
- Otobiografi
Prosa fiksi (rekaan) dapat diartikan sebagai karya naratif yang menceritakan sesuatu yang bersifat rekaan, tidak sungguh-sungguh terjadi di dunia nyata. Tokoh, peristiwa dan latar dalam fiksi bersifat imajiner. [Ade, 2013]
Nilai-nilai yang ada dalam prosa fiksi :
- Memberikan kesenangan
- Memberikan informasi
- Memberikan warisan kultural
- Memberikan keseimbangan wawasan
Contoh dari Prosa: Dongeng (Timun Emas dan Raksasa Jahat)
Alkisah Cerita Timun Emas diawali oleh kisah seorang nenek tua yang tinggal menyendiri di sebuah rumah tua di pinggiran hutan di dekat sebuah dusun yang sunyi. Awalnya kehidupan dusun itu sangat damai, sampai akhirnya datang seorang raksasa yang tinggal dan menetap di hutan tersebut. Si nenek tidak merasakan takut seperti layaknya para penghuni dusun, karena banyak sekali hewan yang dimangsa oleh si raksasa. Sampai akhirnya si raksasa merasa terganggu akibat rasa lapar yang amat sangat untuk memangsa manusia, karena sudah tidak ada lagi hewan yang bisa ia makan.
Sampailah si raksasa tadi ke rumah si nenek tersebut, nenek tua itu bertanya kepada si raksasa, " apa gerangan yang membawa engkau kemari, hai raksasa?", tanya si nenek. "Aku ingin memakan seorang perempuan saat ini, apakah kau memilikinya?" tanya si raksasa kepada si nenek.
Nenek berkata kepada si raksasa, "dari dulu aku ingin punya anak perempuan, tapi aku tidak bisa, tapi bukan untuk aku makan, tapi ingin aku pelihara dan aku besarkan" jawab si nenek kepada raksasa. " Hmm..baiklah tunggu aku sebentar", si raksasa kembali masuk kedalam hutan dan kembali dengan menggenggam biji-bijian dan memberikan kepada si nenek.
"Untuk apa biji mentimun ini?" tanya si nenek kepada raksasa. "Kau tanamlah di pekarangan mu, sampai nanti berbuah sebesar ukuran manusia, aku akan datang kembali". Raksasa langsung masuk kembali ke dalam hutan meninggalkan si nenek yang masih kebingungan dengan perkataan raksasa.
Akhirnya biji mentimun tadi di tanam juga oleh nenek yang memang ingin sekali memiliki anak perempuan dari dulu untuk ia asuh dan besarkan, sampai akhirnya biji mentimun itu tumbuh dan berbuah, akhirnya biji mentimun itu tumbuh sebesar manusia, nenek tua itu sangat senang dan terharu, ternyata apa yang ia harapkan selama ini bisa menjadi kenyataan.
Malam itu bulan purnama penuh, si nenek sangat letih seharian mencari kayu bakar untuk ia jual dan sisanya ia simpan untuk membakar bahan makanan untuknya. Pagi harinya ia terkejut ketika ia bangun sudah ada sarapan pagi dan secangkir teh hangat ada di meja sebelah tempat tidurnya.
"Hei, siapa yang membuatkan aku sarapan?, tanya si nenek dalam hati keheranan. "Aku nek.."..tiba-tiba ada suara di luar pintu kamar si nenek. Si nenek terkejut ketika ada sesosok perempuan cantik yang menghampirinya. "Siapakah tuan puteri gerangan?", si nenek terpukau oleh kecantikan anak perempuan tadi. "Aku adalah timun emas, biji mentimun yang engkau tanam di pekaranganmu". Si nenek merasa bahagia dan tiba-tiba ia merasa sedih.
"Kenapa engkau bersedih?, bukankah kau menginginkan aku dari dulu?". Ternyata si nenek ingat pesan si raksasa yang akan membawa anak perempuan yang berasal dari biji mentimun yang ia tanam.
Si nenek merasa galau luar biasa, di satu sisi ia ingin membesarkan seorang anak perempuan, disatu sisi ia harus merelakan timun emas pergi agar ia tidak dimakan oleh raksasa jahat.
"Timun emas yang cantik, pergilah nak engkau dari sini, aku lebih bahagia kau pergi, ketimbang engkau menjadi mangsa raksasa". Akhirnya si nenek memberikan bekal kepada timun emas berupa biji timun, jarum, garam dan terasi. Taburkanlah jika kau merasa dalam bahaya.
Tak lama setelah berkata demikian, muncullah raksasa yang menagih janji kepada si nenek, dan nenek itu langsung menyuruh timun emas lari sekencang-kencangnya untuk menyelamatkan diri dari raksasa jahat yang kelaparan itu.
Raksasa itu melihat timun emas lari kedalam hutan , dan ia pun mengejarnya. Timun emas langsung menebar biji mentimun di dalam hutan, seketika hutan itu berubah menjadi tanaman mentimun yang sangat besar dan melilit kaki raksasa yang mengejar timun emas. Namun raksasa masih tangguh dengan lilitan timun. Lalu timun mas menebarkan jarum, dan seketika tumbuh tanaman bambu yang sangat tajam dan melukai kaki raksasa tersebut. Dan akhirnya juga raksasa lepas dari pohon bambu yang lebat tadi.
Tibalah timun mas di dekat sungai besar, dan ia pun menebarkan garam di sungai tersebut, seketika pula sungai berubah menjadi lautan yang dalam, namun bukanlah rintangan yang berarti bagi si raksasa. Sampai akhirnya timun emas menebarkan terasi pada sebuah danau, si raksasa terjerembab dalam danau yang berubah menjadi lumpur hidup dan menghisap si raksasa masuk kedalamnya hingga tenggelam.
Timun emas sangat lega, ia pun kembali ke rumah nenek tua tadi. dan ia pun sangat berterima kasih kepada si nenek tua dan mereka pun kini tinggal bersama dan bahagia.
Mungkin hikmah yang bisa kita ambil dari cerita timun emas diatas adalah jangan lah kita berputus asa ketika kita memiliki sebuah keinginan untuk kita wujudkan , percayalah bahwa kita bisa mewujudkan impian jika kita tidak mudah putus asa.
D. Ilmu Budaya Dasar yang Dihubungkan dengan Puisi
Puisi termasuk seni sastra, puisi adalah ekspresi pengalaman jiwa penyair mengenai kehidupan manusia, alam dan Tuhan melalu media bahasa yang artistik/ estetik yang secara padu dan utuh dipadatkan kata-katanya.
Kepuitisan, keartistikan atau keestetikaan bahasa puisi disebabkan oleh kreativitas penyair dalam membangun puisinya dengan menggunakan :
- Figura bahasa, seperti gaya personifikasi, metafora, perbandingan, alegori, dsb.
- Kata-kata yang ambiquitas, yaitu kata-kata yang bermakna ganda.
- Kata-kata berjiwa, yaitu kata-kata yang sudah diberi suasana tertentu, berisi perasaan penyair.
- Kata-kata yang konotatif, yaitu kata-kata yang sudah diberi tambahan nilai-nilai rasa.
- Pengulangan, yang berfungsi untuk mengintensifkan hal-hal yang dilukiskan.
- Hukum puisi dengan pengalaman hidup manusia
- Puisi dan keinsyafan atau kesadaran individual
- Puisi dan keinsyafan sosial
AKU
(karya : Chairil Anwar)
Kalau sampai waktuku
Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjan
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi
Maret 1943
Referensi
Nugroho, Widyo dan Achmad Muchji. 1996. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Gunadarma.
Kapaysyi, Roi. 2012. Pengertian Sastra. http://040585.blogspot.com/2012/03/pengertian-sastra.html. diakses pada 15 November 2013 pukul 22:32 WIB.
Admin. 2011. Pengertian Seni. http://wawan-junaidi.blogspot.com/2011/11/pengertian-seni.html. diakses pada 15 Nobember 2013 pukul 22:38 WIB.
Santosa, Ade. 2012. Pengertian dan Jenis-Jenis Prosa Fiksi. http://adesakulelaki.blogspot.com/2012/07/pengertian-dan-jenis-jenis-prosa-fiksi.html. diakses pada 15 November 2013 pukul 23:03 WIB.
Vilda, Ravi. 2013. Cerita Timun Emas dan Raksasa Jahat. http://dongenganakindonesia1.blogspot.com/2013/11/cerita-timun-emas-dan-raksasa-jahat.html. diakses pada 15 November 2013 pukul 23:47 WIB.
0 comments:
Post a Comment