Dalam terapi kelompok, kelompok pendukung biasanya dipimpin oleh anggota yang sedang mengalami atau pernah mengalami pengalaman yang sama seperti anggota kelompok lainnya. Pemimpin yang dipilih biasanya adalah orang yang telah terlatih dan mampu memimpin kegiatan dan diskusi kelompok. Dalam sesi terapi kelompok formal, pemimpin dapat berupa seorang psikolog, terapis, psikiater, perawat, atau pekerja sosial, namun dalam kelompok pendukung buatan sendiri, suatu variasi dari terapi kelompok, pemimpin dipilih dari anggota kelompok.
Karena terapi kelompok memberikan bantuan emosional dan psikologis, terapi ini paling umum dan paling tepat digunakan untuk menangani gangguan kesehatan jiwa.Terapi kelompok telah terbukti dapat membantu pasien yang: 1) Mengalami duka yang mendalam, yang dapat disebabkan oleh banyak hal, seperti kematian seseorang. 2) Memiliki gangguan perilaku, seperti kecanduan obat terlarang atau alkohol. 3) Memiliki penyakit serius, seperti kanker.
Terapi kelompok juga sering digunakan dalam pengobatan untuk:
1) Gangguan cemas (anxiety disorder),
2) Kecanduan,
3) Depresi,
4) Gangguan obsesif kompulsif.
Berikut ini adalah daftar manfaat terapi kelompok yang disusun oleh Irvin Yalom (seorang psikiater dan guru yang telah banyak menulis penelitian tentang psikoterapi eksistensial):
1) Dapat diikuti oleh siapa saja (universality),
2) Mengajarkan kepedulian terhadap orang lain (altruism),
3) Berbagi pengetahuan dan saran,
4) Memberikan harapan bagi pasien,
5) Memberikan keluarga baru bagi pasien,
6) Kerukunan antar sesama anggota (cohesiveness),
7) Faktor eksistensial,
8) Mengajarkan perilaku yang baik (imitative behavior),
9) Teknik bersosialisasi,
10) Meluapkan perasaan yang terpendam (catharsis),
11) Merasa diterima oleh anggota kelompok (belongingness).
Pasien yang bergabung dengan kelompok pendukung dan memiliki tempat untuk meluapkan dan berbagi pengalaman, pendapat, dan perasaannya, dapat menyadari bahwa ia tidak sendirian dalam menghadapi masalahnya. Hal ini saja sudah dapat meringankan beban pasien. Selain itu, pasien juga mendapatkan pendapat dari orang lain yang dapat membantu mereka agar bisa menghadapi situasi mereka dengan lebih baik.
Walaupun terapi kelompok terlihat tidak berisiko atau tidak berbahaya, terapi ini ternyata juga memiliki risiko komplikasi dan hasil yang tidak diinginkan. Berikut ini adalah beberapa kerugian yang harus dipertimbangkan sebelum memulai program terapi kelompok: 1) Terapi kelompok mengharuskan seseorang untuk berbicara atau menjalin hubungan dekat dengan orang lain. Hal ini dapat memicu ketakutan sosial seseorang. 2) Ada risiko seorang pasien akan memiliki kepribadian yang tidak sesuai dengan anggota kelompok lainnya. Beberapa anggota kelompok dapat memiliki sifat yang agresif, sedangkan anggota lainnya bersifat lemah. Hal ini meningkatkan risiko terjadinya kerusakan emosional yang lebih parah. 3) Terapi ini tidak efektif atau aman bagi pasien yang memiliki keinginan bunuh diri; pasien seperti ini harus mendapatkan dukungan pribadi. 4) Ada kemungkinan beberapa anggota kelompok membocorkan rahasia anggota kelompok. 5) Beberapa pasien dapat membutuhkan waktu yang lama sebelum mereka dapat merasa nyaman dan memercayai anggota kelompok lain. 6) Kemungkinan kesulitan menemukan kelompok yang tepat, di mana pasien dapat berbaur.