Friday 13 March 2015

Kesehatan Mental - Psikoanalisis

by Fadhila Nursyifa at 3/13/2015
Merdeka.com - Satuan Reserse dan Kriminal Polres Tulungagung, Jawa Timur, menangkap pelajar SMP setempat yang diduga melakukan pembunuhan terhadap siswi teman kencannya. Siswi malang itu dibunuh karena diduga hamil. Wakapolres Tulungagung Kompol Indra Lutrianto Astono mengungkapkan, pelaku yang diidentifikasi berinisial IF (15) ditangkap hanya selang tiga jam setelah jasad siswi FHM (14) dievakuasi dari tempat pembuangan sampah. "Pelaku mengaku kalap karena korban minta pertanggungjawaban atas tanda-tanda kehamilan yang dialaminya," terang Indra menjelaskan motif pembunuhan. Demikian dilansir dari Antara, Kamis (6/6).


Psikoanalisis – Freud

Sigmund Freud (1856-1939) merupakan pendiri psikoanalisis sekaligus bapak dari psikoanalisis. Freud menyatakan bahwa sebagian besar perilaku manusia disebabkan oleh dorongan yang tidak terpuaskan dan keinginan yang tidak disadari. Apabila ada dorongan – dorongan yang tidak dapat disalurkan, dapat menyebabkan gangguan kepribadian dan juga menggangu kesehatan mental yang disebut psikoneurosis. Pikiran atau keinginan yang direpres atau ditekan juga mengakibatkan perilaku yang tidak normal atau menyimpang.

Dalam psikoanalisis, Freud menganalogikan pikiran manusia dengan gunung es. Bagian kecil yang tampak di atas permukaan air dianalogikan dengan pengalaman sadar, bagian yang jauh lebih besar di bawah permukaan air dianalogikan dengan pengalaman bawah sadar. Pengalaman bawah sadar ini mengandung berbagai harapan, gairah dan rahasia yang menimbulkan perasaan bersalah, teriakan yang tidak terucapkan, dan konflik antara hasrat dan kewajiban yang tidak terungkap. Menurut Freud pengalaman-pengalaman tersebut mempengaruhi pola pikir dan prilaku manusia. 

Selanjutnya, Freud menyatakan bahwa dalam kepribadian manusia terdapat energy psikis yang terdiri dari Id, Ego, dan Super ego. Id merupakan bagian primitive dari kepribadian. Id terdiri dari dorongan-dorongan biologis dasar seperti kebutuhan makan, minum, seks, dan agresivitas. Id membutuhkan pemuasan dengan segera tanpa memperhatikan realitas yang ada, sehingga Freud menyebutnya prinsip kenikmatan (pleasure principle). Ego disebut prinsip realitas (reality principle). Ego mengendalikan Id agar sesuai dengan realitas. Dengan kata lain fungsi Ego adalah menyaring dorongan-dorongan yang ingin dipuaskan oleh Id berdasarkan kenyataan. Sedangkan Super ego merupakan prinsip moral (morality principle), yang mengontrol perilaku dari segi moral. Dapat dikatakan bahwa Super ego adalah hati nurani seseorang yang menilai benar atau salahnya tindakan seseorang. Super ego mewakili nilai-nilai ideal dan selalu berorientasi pada kesempurnaan, sehingga setiap orang memiliki gambaran tentang diri paling idealnya (Ego ideal). Ego dan Super ego akan mengatur dan mengarahkan tingkah laku manusia yang akan memuaskan dorongan-dorongan dari Id berdasarkan aturan-aturan dalam masyarakat, agama atau keyakinan-keyakinan tertentu mengenai perilaku yang baik dan buruk.

Di dalam Id terdapat dua jenis energy yang saling bertentangan dan sangat mempengaruhi kehidupan individu, yaitu Insting kehidupan (Life Instinct) dan Insting kematian (Death instinct). Life Instinct mencakup lapar, haus dan seks, ini merupakan kekuatan kreatif yang disebut Libido. Sedangkan Death Instinct merupakan kekuatan destruktif. Hal ini dapat ditujuakan kepada diri sendiri, menyakiti diri sendiri atau bunuh diri atau ditujukan keluar berupa agresi. 

Menurut Freud, kita memiliki peringatan tentang kemungkinan datangnya suatu bahaya yang disebut dengan kecemasan. Kecemasan berfungsi sebagai mekanisme yang melindungi Ego karena memberi sinyal kepada kita bahwa ada bahaya sehingga kita dapat menyiapkan reaksi adaptif yang sesuai. Ada tiga macam kecemasan yaitu, Kecemasan objektif yang merupakan kecemasan yang timbul dari ketakutan terhadap bahaya nyata. Kecemasan neurotik merupakan rasa takut kalau instink akan keluar jalur dan menyebabkan sesorang berbuat sesuatu yang dapat mebuatnya terhukum. Kecemasan moral merupakan rasa takut terhadap hati nuraninya sendiri. Orang yang hati nuraninya cukup berkembang cenderung merasa bersalah apabila berbuat sesuatu yang bertentangan dengan norma moral. 

Untuk menghadapi tekanan kecemasan yang berlebihan, sistem Ego terpaksa mengambil tindakan ekstrim untuk menghilangkan tekanan itu. Tindakan yang demikian itu, disebut mekanisme pertahanan, sebab tujuannya adalah untuk mempertahankan Ego terhadap tekanan kecemasan. Sembilan mekanisme pertahanan yang dikemukanan oleh Freud adalah:
  1. Represi, menekan atau merepres suatu pengalaman yang mengancam atau bertentangan dengan Super ego kedalam ketidaksadaran. 
  2. Pembentukan Reaksi (Reaction Formation), reaksi seseorang yang sebaliknya dari yang dikehendaki , agar tidak melanggar ketentuan dari Super ego. 
  3. Proyeksi, mengalihkan dorongan atau impuls yang mengakibatkan kecemasan kepada orang lain. Misalnya A membenci B, tapi A mengatakan bahwa B yang membenci A. 
  4. Displacement, melampiaskan perasaan kepada pihak ke 3 atau sesuatu yang tidak bersalah. 
  5. Rasionalisasi, membenarkan tindakan-tindakan yang dilakukan dengan mencari alasan yang masuk akal. 
  6. Supresi, upaya menekan sesuatu yang dianggap membahayakan atau bertentangan dengan Super ego ke dalam ketidaksadarannya. Berbeda dengan represi, supresi menekan hal-hal yang timbul dari ketidaksadarannya sendiri dan belum pernah muncul dalam kesadaran. 
  7. Sublimasi, mengalihkan dorongan–dorongan yang tidak dibenarkan Super ego ke dalam bentuk perilaku yang lebih sesuai dengan norma-norma masyarakat. Misal: seseorang yang mengamalkan sebagian hasil korupsinya, agar tidak dianggap sebagai koruptor. 
  8. Kompensasi, menutupi kelemahan dengan kelebihan lain yang dimiliki. Misal: siswa yang lemah dalam akademik akan menutupi kekurangannya dengan berprestasi dalam ekstrakurikuler. 
  9. Regresi, untuk menhindari kegagalan atau ancaman yang dihadapinya, individu mundur kembali ke taraf perkembangan yang lebih rendah misalnya kembali ke masa kanak-kanak. 
Kepribadian yang sehat menurut psikoanalisis :
  1. Menurut Freud kepribadian yang sehat yaitu jika individu bergerak menurut pola perkembangan yang ilmiah. 
  2. Kemampuan dalam mengatasi tekanan dan kecemasan, dengan belajar. 
  3. Mental yang sehat ialah seimbangnya fungsi dari Super ego terhadap Id dan Ego. 
  4. Tidak mengalami gangguan dan penyimpangan pada mentalnya. 
  5. Dapat menyesuaikan keadaan dengan berbagai dorongan dan keinginan. 

Analisis

Bisa dibilang semua pembunuh memiliki mental yang tidak sehat. Apapun alasan mereka membunuh tetap saja yang namanya menghilangkan nyawa orang lain merupakan suatu perbuatan yang menyimpang. Dalam contoh kasus diatas, sepertinya pelaku (IF) membunuh karena takut akan tuntutan korban (FHM) yang meminta pertanggung jawaban atas perbuatan zina yang mereka lakukan, serta takut ketahuan oleh orang tua mereka. Untuk melindungi dirinya dari masalah ini, IF yang tak dapat mengendalikan emosinya akibat tekanan yang dihadapinya, akhirnya membunuh FHM. Seharusnya di usia mereka yang masih belasan tahun atau remaja, mereka tidak melakukan hubungan intim, karena hal itu jelas telah dilarang oleh norma agama dan bertentangan dengan Super ego. Jika Super ego mereka bekerja dengan baik, mereka tidak akan melayani kenginan seks dari Id mereka. Selain itu seharusnya Ego dan Super ego IF merepres dorongan dari death instinct yang muncul agar tidak membunuh FHM. 


Referensi

Atkinson, R.L., R.C. Atkinson, & E.R. Hilgard. (1993). Pengantar Psikologi. Nurdjannah Taufiq. Jakarta: Erlangga.

Basuki, A.M.H. (2008). Psikologi Umum. Jakarta: Universitas Gunadarma.

Pratiwi, R.P. (2010). Pengertian Kecemasan. http://psikologi.or.id/mycontents/uploads/2010/05/pengertian-kecemasan-anxiety.pdf . [11 Maret 2015]

Psikologikucom. (2014). Psikologi Islam. Kecemasan dan mekanisme diri Sigmund Freud. http://www.psikologiku.com/kecemasan-dan-mekanisme-pertahanan-diri-sigmund-freud/. [Akses 11 Maret 2015]

Psikologi Zone. (2010). Psikologi Zone. Teori Sigmund Freud. http://www.psikologizone.com/teori-sigmund-freud/06511598. [11 Maret 2015]

Riyanti, D.B.P., H. Prabowo. (1998). Psikologi Umum 2. Jakarta: Universitas Gunadarma.

Taufik, M. (2014). Merdeka.com. 4 Kasus ABG perempuan dihabisi pacar dengan sadis. http://www.merdeka.com/peristiwa/4-kasus-abg-perempuan-dihabisi-pacar-dengan-sadis/hamil-siswi-smp-dibunuh-pacar-dalam-kondisi-nyaris-bugil.html. [10 Maret 2015]

Ucupanda02’s Blog. (2012). Ucupanda02’s Blog. Teori kepribadian sehat. https://psyche2nest.wordpress.com/2012/04/26/teori-kepribadian-sehat/.[10 Maret 2015]

Wade, C., C. Tavris. (2007). Psikologi. Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

0 comments:

Post a Comment

 

Kumpulan Tugas Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea