A. Penderitaan
Penderitaan berasal dari kata derita yang artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan akan dialami semua orang, Tuhan memberikan kesenangan kepada umatnya, tetapi juga memberikan penderitaan agar manusia sadar untuk tidak melupakanNya. Bagi manusia yang tebal imannya musibah akan cepat menyadarkannya untuk bertobat atau kembali kejalanNya dan bersikap pasrah akan nasib yang ditentukan Tuhan atas dirinya. Dalam kepasrahan itulah akan diperoleh suatu kedamaian dalam hatinya, dan akhirnya dia akan bersyukur bahwa Tuhan tidak memberikan cobaan yang lebih berat dari yang dialaminya. Maka dari itu manusia dituntun agar selalu bertwa kepada Tuhan agar manusia tidak menderita. Contoh kecil dari penderitaan adalah kehilangan seseorang yang kita cintai untuk selamanya (meninggal), namun jika kita bertaqwa dan iklas dengan apa yang ditakdirkan Tuhan tentang itu, kita dapat melewati penderitaan itu dengan mudah. Contoh lain adalah mencana alam.
B. Siksaan
Siksaan dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasmani dan dapat juga berupa siksaan jiwa atau rokhani. Akibat siksaan timbullah penderitaan. Didalam kitab suci dijelaskan tentang siksaan yang dialami manusia di akhirat nanti, yaitu siksaan bagi orang-orang musyrik, syirik, dengki, memfitnah, mencuri, korupsi dan sebagainya. Sedangkan siksaan yang dialami manusia dalam kehidupan seperti pembunuhan, pemerkosaan, pencurian dan sebagainya.
Adapun siksaan yang bersifat Psikis, yaitu :
- Kebimbangan, saat seseorang tidak dapat menentukan pilihan. Akibat kebimbangan, seseorang akan merasa tidak menentu dan tersiksa dalam hudupnya.
- Kesepian, saat seseorang merasa jiwanya sepi walaupun dia dalam lingkungan yang ramai. Pada saat seseorang merasa kesepian dia akan merasa hidupnya penuh penderitaan.Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan teman, maka untuk dapat mengalahkan rasa kesepian orangperlu cepat mencari teman yang dapat diajak untuk berkomunikasi dan berbagi suka duka. Selain itu seseorang dapat melakukan kesibukan fisik agar rasa kesepian itu hilang.
- Ketakutan, merupakan bentuk lain yang menyebabkan seseorang mengalami siksaan batin. Bila rasa taku itu dibesar-besarkan yang tidak pada tempatnya, maka disebut sebagai Phobia.
- Claustrophobia dan Agoraphobia. Cloustrophobia adalah rasa takut terhadap ruangan tertutup. Agoraphobia adalah ketakutan yang disebabkan seseorang berada di tempat terbuka.
- Gamang, ketakutan saat berada di tempat tinggi.
- Kegelapan, ketakutan saat berada di tempat yang gelap.
- Kesakitan, ketakutan pada rasa sakit yang akan di alami (seperti berteriak-teriak sebelum di suntik).
- Kegagalan, ketakutan karena merasa bahwa apa yang akan dijalankan mengalami kegagalan. Misalnya seseorang yang patah hati tidak mudah untuk menjalin cinta lagi, karena takut gagal lagi.
Secara sederhana kekalutan mental disebut sebagai gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah secara wajar.
Gejala-gejala kekalutan mental adalah :
- Nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung.
- Namapak pada kejiwaannya rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah.
- Gangguan kejiwaan nampak dalam gejala-gejala kehidupan si penderita baik jasmani maupun rokhaninya.
- Usaha mempertahankan diri dengan cara negatif, yaitu mundur atau lari, sehingga cara bertahan dirinya salah. Pada orang yang tidak mengalami gangguan kejiawaan, persoalan akan dihadapi dan diselesaikan bukan dihindari.
- Kekalutan merupan titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalami gangguan.
- Kepribadian yang lemah
- Terjadinya konflik sosial budaya
- Cara pematangan batin yang salah
- Positif : trauma (luka jiwa) yang dialami dijawab secara baik sebagai usaha agar tetap survive dalam hidup .
- Negatif : trauma yang dialami diperlarutkan atau diperturutkanm sehingga seseorang menjadi frustasi, yaitu tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang diinginkan.
- Agresi, berupa kemaraha yang meluap-luap akibat emosi yang tidak terkendali dan secara fisik berakibat mudah terjadi hypertensi (tekanan darah tinggi).
- Regresi, kembali pada pola reaksi yang primitif atau kekanak-kanakan (infantil).
- Fiksasi, peletakan atau pembatasan pada suatu pola yang sama (tetap).
- Proyeksi, usaha melemparkan atau memproyeksikan kelemahan dan sikap-sikap sendiri yang negatif pada orang lain.
- Identifikasi, menyamakan diri dengan seseorang yang sukses dalam imaginasinya.
- Narsisme, self love yang berlebihan, seseorang merasa dirinya lebih superior dari orang lain.
- Autisme, gejala menutup diri secara total dari dunia riil, tidak mau berkomunikasi dengan orang lain, ia puas dengan fantasinya sendiri yang dapat menjurus ke sifat yang sinting.
Dalam hidup kita harus berjuang menhadapi tantangan hidup dalam lingkungan alam, masyarakat sekitar, demgam waspada dan disertai doa kepada Tuhan supaya terhindar dari bahaya atau penderitaan. Manusia tidak boleh pesimis, yang menganggap bahwa hidup adalah penderitaan. Manusia harus hidup optimis, ia harus berjuang dan berusaha dalam mengatasi segala kesulitan hidup.
E. Penderitaan, Media Masa dan Seniman
Media masa merupakan alat yang paling tepat untuk mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa penderitaan manusia secara cepat kepada masyarakat. Dengan demikian masyarakat dapat segera menilai untuk menentukan sikap antara sesama manusia terutama bagi yang merasa simpati. Komunikasi yang dilakukan oleh para seniman melalui karya senipun tidak kalah pentingnya. Melalui karya seni para penonton dapat menghayati penderitaan sekaligus keindahan karya seni.
F. Penderitaan dan Sebab-sebabnya
Menurut sebabnya penderitaan diperinci sebagai berikut :
- Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia
- Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan / azab Tuhan
Penderitaan dapat berpengaruh pada sikap seseorang, ada sikap negatif dan ada positif. Sikap negatif misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh diri. Kelanjutan dari sikap negatif ini dapat timbnul sikap anti atau tidak punya gairah hidup. Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan dan penderitaan adalah bagian dari kehidupan. Sikap positif biasanya kreatif dan tidak mudah menyerah.
Referensi
Nugroho, Widyo dan Achmad Muchji. 1996. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Gunadarma.